Tolak proyek penulisan ‘Sejarah resmi’ indonesia!

Tanda tangani petisi sekarang!

Dukung penulisan sejarah Indonesia yang transparan, jujur, dan adil!

Bayangkan kalau sejarah Indonesia hanya ditulis dari sudut pandang dan untuk kepentingan penguasa. Kisah tentang korban, penyintas dan orang-orang hilang bisa-bisa tak lagi diceritakan. Saat penguasa menerbitkan ‘sejarah resmi’, bukan tak mungkin cerita-cerita para korban dianggap ‘sejarah liar’.

Penulisan revisi sejarah Indonesia yang menghilangkan peristiwa pelanggaran berat HAM dan menghapus suara korban akan mewajarkan crimes against humanity–kejahatan terhadap kemanusiaan. 

Itulah yang akan terjadi apabila kita membiarkan pemerintah merekayasa sejarah secara tidak transparan. 

Segenap akademisi, ahli, aktivis, dan koalisi masyarakat sipil yang tergabung dalam Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia (AKSI) menyatakan menolak penulisan ulang sejarah secara tunggal yang dibuat oleh penguasa yang dapat membungkam kebenaran.

Kita harus menolak wacana ini karena:

  • Negara tidak berhak memberi tafsir tunggal atas sejarah;
  • Sejarah harusnya memberi ruang setara bagi mereka yang dimarjinalkan di masyarakat;
  • Pelanggaran berat HAM masa lalu harus terus diungkap kebenarannya, disuarakan, diingat; dan,
  • ‘Sejarah resmi’ dapat digunakan menutupi dosa masa lalu, peristiwa yang kelam beresiko terulang kembali.

Sejarah harus ditulis secara terbuka dan berkeadilan. Dengan menambahkan namamu di petisi ini, kamu telah menjadi bagian dari perjuangan kolektif untuk memastikan sejarah ditulis dengan jujur, adil dan berpihak kepada suara rakyat, suara korban, dan suara kaum marginal.

Jangan biarkan negara melakukan penggelapan sejarah untuk kepentingan kekuasaan belaka.

Tambahkan namamu sekarang!

Pelajari lebih lanjut terkait penyataan sikap dari AKSI di sini.

Baca selengkapnya siaran pers dari AKSI di sini.

Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia (AKSI)

Marzuki Darusman, Prof. Dr. Sulistyowati Irianto, Ita Fatia Nadia, MA., Dr. Andi Achdian (Sejarawan), Prof. Dr. Asvi Warman Adam (Sejarawan), Prof. Dr. Harry, Truman Simanjuntak (Arkeolog), KH. Imam Aziz (Sejarawan NU), Jalewari Primowardhani, M.Hum (Direktur Lab45), Usman Hamid, SH, M.Phil (Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia), Pande K. Trimayuni, M.Sc (Penulis dan Peneliti), Dr. Grace Leksana (Utrecht Universiteit), Dr. Ratna Hapsari. (Asosiasi Guru Sejarah Indonesia), Amirrudin, SS.M.Hum (Aktivis Hak Asasi Manusia), Astrid Reza, SS. (Sejarawan), M. Fauzi, SS.M.HUM (Sejarawan), Mike Verawati (Ketua Koalisi Perempuan Indonesia), Iman Zanatul, SS,M.Hum (Guru Sejarah), Irene Purwantari, SS.(Peneliti Sejarah-ISSI), Razief, SS.M.Hum (Sejarawan-ISSI), Rumekso Setyadi, SS.M.Hum (Sejarawan), Uchikowati (Penyintas 1965), Dianah Kamilah (Aktivis Koalisi Perempuan Indonesia), Indria Fernida, M. Phil (Museum HAM Munir), Rosniati Aziz (Aktivis Koalisi Perempuan Indonesia, Nessa Theo,SS.(Sejarah Seni)

Pendukung

Bonnie Triyana, Hamid Basyaib, Andy Widjajanto, Rizal Mustary, Sandra Moniaga, Ruby Kholifah, Ika Ardina, Makmur Keliat, Dr.Hariyadi (UNAIR), Yunarto Widjaja, Prof.Bambang Hudayana, Dr.Nur Fauzi Rachman, Prof.Dr.Melani Budianta, Saiful Mujani, Masruchah, I Gusti Agung Anom Astika, Dr.Martin Suryajaya, Alif Iman Nurlambang, Prof.Rosari Saleh (UI), Prof.Wahyudi Kumoro (UGM), Prof. Maria W.Sumarjono (UGM), Prof. Teddy Prasetyono (UI), Dra.Agnes Purbasari,M.Si (UI), Dr.Karlina Supeli (STF.Driyarkara), Prof. Marcus Priyo Gunarto (UGM), Alissa Wahid (Gusdurian), Dr.Iva Kasuma (UI), Butet Kertaredjasa (Seniman, Yogyakarta), Dr.Suparman Marzuki (UII, Yogyakarta), Prof.Daldiyono (UI), Prof.Maneke Budiman (UI), Dr.Yance Arizona (UGM), Dr.Selly Riawaty (UNPAD), Dr.Doddy Ambardi (UGM), Judi Kristantini, Sunarman Sukamto, Yustitia Arief, Dr.Yanuar Nugroho, Dr.Zainal Arifin Mochtar (UGM), Dr. Arie Sujito. (UGM), Prof.Ery Seda (UI), Prof. Riris Sarumpaet (UI), Prof. Fathul Wahid (Rektor UII, Yogyakarta), Ganjar B.Laksmana, SH.MH (UI), Dr.Mamik Sri Supatmi (UI), Prof.Mayling Oey-Gardiner (UI), Prof. Susi Harijanti (UNPAD), Dr. Herlambang P. Wirataman (UGM), Dr.Fachrizal Affandi (UNIBRAW, Malang), Ayu Utami (Penulis), Prof.Indang Trihandini (UI)